3. MITOS:
Danau Toba.
Pada dahulu kala, tinggallah seorang petani di daerah Sumatra Utara, bernama Toba. Dia hidup menyendiri di sebuah lembah yang subur.
Selain sebagai petani, ia juga sering memancing ikan di sebuah sungai yang tidak jauh dari rumahnya. Setiap hari dia memancing selalu mudah saja dia mendapatkan ikan. Namun suatu hari ia pergi lagi memancing, tapi tidak seperti biasanya, kali ini dia sangat susah sekali mendapatkan ikan untuk dia makan nanti. Dia pun memutuskan untuk berhenti memancing. Namun ketika ia hendak menarik pancingannya, tiba-tiba saja pancingan tersebut disambar ikan yang sangat besar. Lalu pancingan tersebut ditariknya perlahan-lahan. Ketika pancingan itu telah ditariknya, terdapatlah seekor ikan besar yang tergantung dan menggelepar-gelepar di pancingannya.
Dengan cepat ia menarik ikan tersebut ke darat agar tidak lepas dari pancingannya. Setelah itu dia meninggalkan tempat tersebut untuk pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah ikan itu langsung dibawanya ke dapur, ketika ia hendak menyalakan api, ternyata kayu bakar sudah habis. Lalu dia keluar dan mengambil kayu bakar dari bawah kolong rumahnya. Setelah kembali lagi ke dapur, ia terkejut karena ikan tersebut sudah tidak ada, tapi di tempat tersebut terdapat kepingan uang emas.
Setelah kejadian tersebut, ia pergi meninggalkan dapur menuju ke kamarnya. Ketika ia membuka pintu kamar, dia terkejut melihat seorang wanita berambut panjang sedang menyisir rambut sambil menghadap ke cermin. Wanita tersebut membalikkan badannya dan melihat laki-laki itu kebingungan. Kemudian wanita itu menceritakan bahwa ia adalah penjelmaan dari ikan yang tadi didapatkan oleh laki-laki itu, sedangkan kepingan uang emas tadi adalah penjelmaan sisiknya. Karena sudah malam, wanita itu akhirnya menginap di rumah laki-laki tersebut.
Setelah beberapa lama wanita itu tinggal bersamanya, laki-laki tersebut berniat untuk melamarnya sebagai istrinya. Wanita itu menerima lamaran tersebut dengan syarat bahwa laki-laki tersebut harus bersumpah seumur hidupnya dia tidak akan mengungkit asal usul istrinya sebagai penjelmaan ikan. Laki-laki itu bersumpah, dan akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama Samosir.
Setelah anak itu besar, ibunya menyuruh mengantarkan nasi untuk ayahnya yang tengah bekerja di lading. Namun nasi yang dititipkan olah ibunya tadi, beserta sebagian besar lauk pauknya, dimakan oleh anak itu. Lalu kesabaran si ayah pun menjadi hilang dan diapun memukuli anaknyasambil berkata, “Anak yang tidak bias diajar, tidak tahu diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan.”
Setelah dipukuli oleh ayahnya, si anak itu lalu pulang dan menceritakan kepada ibunya. Pada saat itu juga si anak disuruh ibunya agar mendaki bukit yang tidak jauh dari rumahnya, sedangkan perempuan itu berlari menuju sungai. Ketika sampai di tepi sungai, kilat menyambar disertai bunyi gemuruh yang sangat besar. Sesaat kemudian, perempuan tersebut melompat ke sungai dan berubah menjadi ikan besar.
Pada saat yang sama hujan turun dengan sangat lebat. Beberapa menit kemudian sungai tersebut meluap dan membanjiri lembah tempat laki-laki itu bekerja. Karena tidak dapat menyelamatkan diri, laki-laki tersebut tenggelam.
Setelah itu, genangan air tersebut berubah menjadi danau yang sangat luas. Danau tersebut diberi nama oleh warga sekitar sebagai Danau Toba, sedangkan pulau kecil yang berada di tengah danau tersebut diberi nama oleh warga sebagai Pulau Samosir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar